Bupati Pandeglang Irna Narulita mengumumkan sebanyak 23 orang meninggal dan 288 orang mengalami luka-luka akibat tsunami di perairan Selat Sunda yang terjadi pada Sabtu (22/12) malam. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun telah memastikan bahwa gelombang tinggi di Selat Sunda semalam adalah tsunami.
"Baru 23 orang meninggal, 288 terdata luka-luka,” kata Irna dikutip dari wawancara dengan TVOne, Ahad (23/12).
Saat ini, Irna mengatakan tim dari TNI, Polri, Tagana, dan relawan lainnya sedang bergerak mengevakusi korban. Namun, tim mengalami kendala akibat hujan deras. Dia mengatakan sudah ada alat-alat berat di sejumlah lokasi, seperti ada lima eskavator, lima alat berat, mobil bak terbuka.
Berdasarkan laporan petugas di lapangan, Irna mengatakan, warga membutuhkan selimut, makanan ringan, dan persediaan yang ada. Dia terus mengupayakan melayani korban bencana.
"Yang paling dibutuhkan selimut, pakaian kering, dan makanan," ujar dia.
Saat ini, Irna mengatakan tim dari TNI, Polri, Tagana, dan relawan lainnya sedang bergerak mengevakusi korban. Namun, tim mengalami kendala akibat hujan deras. Dia mengatakan sudah ada alat-alat berat di sejumlah lokasi, seperti ada lima eskavator, lima alat berat, mobil bak terbuka.
Berdasarkan laporan petugas di lapangan, Irna mengatakan, warga membutuhkan selimut, makanan ringan, dan persediaan yang ada. Dia terus mengupayakan melayani korban bencana.
"Yang paling dibutuhkan selimut, pakaian kering, dan makanan," ujar dia.
Dia mengatakan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) setempat segera mendirikan dapur umum untuk para korban. Sebab, banyak korban yang menyelamatkan diri tanpa membawa barang bawaan apa pun.
Kapolres Pandeglang AKBP Indra Lutrianto Amstono mengatakan, kondisi hujan lebat menjadi kendala evakuasi korban di lapangan. Saat ini, dia memberikan instruksi pada polsek untuk bekerja sama Muspika, seluruh camat, puskesmas untuk bergeser ke kecmatan yang butuh bantuan atau terdampak tsunami.
"Kita kerja keroyokan sama-sama, baik evakusi atau bantu warga,” kata Indra.
BMKG memperkirakan masih akan ada tsunami susulan terjadi di perairan Selat Sunda. Sebab, BMKG tidak bisa memprediksi sampai kapan aktivitas Gunung Anak Krakatau berhenti.
“Masih akan ada tsunami susulan. Tremor, guncang lereng Gunung Anak Krakatau, kalau itu rontok akan terjadi (tsunami lagi),” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati.
Dengan kondisi ketidakpastian tersebut, dia mengimbau masyarakat jangan kembali ke pantai dahulu. Sebab, berdasarkan papan pengukuran (tide gauge), saat ini tremor masih berjalan.
"Jangan kembali sampai ada perkembangan informasi bencana selanjutnya," ujar dia.
Dampak tsunami yang menerjang pantai di Selat Sunda, khususya di daerah Pandenglang, Lampung Selatan dan Serang terus bertambah. Hingga 23/12/2018 pukul 07.00 WIB, data sementara jumlah korban dari bencana tsunami di Selat Sunda tercatat 43 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka dan 2 orang hilang. Kerugian fisik meliputi 430 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, 10 kapal rusak berat dan puluhan rusak.
Jumlah pengungsi masih dalam pendataan. Pandeglang adalah daerah yang paling parah terdampak tsunami.
Di Kabupaten Pandeglang tercatat 33 orang meninggal dunia, 491 orang luka-luka, 400 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, dan 10 kapal rusak berat. Daerah yang terdampak adalah permukiman dan kawasan wisata di sepanjang Pantai seperti Pantai Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, Penimbang dan Carita. Saat kejadian banyak wisatawan berkunjung di pantai sepanjang Pandeglang.
Di Lampung Selatan, 7 orang meninggal dunia, 89 orang luka-luka dan 30 unit rumah rusak berat. Sedangkan di Serang tercatat 3 orang meninggal dunia, 4 orang luka-luka dan 2 orang hilang.
Pendataan masih dilakukan. Kemungkinan data korban dan kerusakan akan bertambah.
Penanganan darurat terus dilalukan. Status tanggap darurat dan struktur organisasi tanggap darurat, pendirian posko, dapur umum dan lainnya masih disiapkan. Alat berat juga dikerahkan untuk membantu evakuasi dan perbaikan darurat.
Masyarakat dihimbau tidak melakukan aktivitas di sekitar pantai saat ini. BMKG dan Badan Geologi masih melakukan kajian untuk memastikan penyebab tsunami dan kemungkinan susulannya.
Video Amatir Band Seventeen Menjadi Korban saat manggung
"Baru 23 orang meninggal, 288 terdata luka-luka,” kata Irna dikutip dari wawancara dengan TVOne, Ahad (23/12).
Saat ini, Irna mengatakan tim dari TNI, Polri, Tagana, dan relawan lainnya sedang bergerak mengevakusi korban. Namun, tim mengalami kendala akibat hujan deras. Dia mengatakan sudah ada alat-alat berat di sejumlah lokasi, seperti ada lima eskavator, lima alat berat, mobil bak terbuka.
Berdasarkan laporan petugas di lapangan, Irna mengatakan, warga membutuhkan selimut, makanan ringan, dan persediaan yang ada. Dia terus mengupayakan melayani korban bencana.
"Yang paling dibutuhkan selimut, pakaian kering, dan makanan," ujar dia.
Saat ini, Irna mengatakan tim dari TNI, Polri, Tagana, dan relawan lainnya sedang bergerak mengevakusi korban. Namun, tim mengalami kendala akibat hujan deras. Dia mengatakan sudah ada alat-alat berat di sejumlah lokasi, seperti ada lima eskavator, lima alat berat, mobil bak terbuka.
Berdasarkan laporan petugas di lapangan, Irna mengatakan, warga membutuhkan selimut, makanan ringan, dan persediaan yang ada. Dia terus mengupayakan melayani korban bencana.
"Yang paling dibutuhkan selimut, pakaian kering, dan makanan," ujar dia.
Dia mengatakan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) setempat segera mendirikan dapur umum untuk para korban. Sebab, banyak korban yang menyelamatkan diri tanpa membawa barang bawaan apa pun.
Kapolres Pandeglang AKBP Indra Lutrianto Amstono mengatakan, kondisi hujan lebat menjadi kendala evakuasi korban di lapangan. Saat ini, dia memberikan instruksi pada polsek untuk bekerja sama Muspika, seluruh camat, puskesmas untuk bergeser ke kecmatan yang butuh bantuan atau terdampak tsunami.
"Kita kerja keroyokan sama-sama, baik evakusi atau bantu warga,” kata Indra.
BMKG memperkirakan masih akan ada tsunami susulan terjadi di perairan Selat Sunda. Sebab, BMKG tidak bisa memprediksi sampai kapan aktivitas Gunung Anak Krakatau berhenti.
“Masih akan ada tsunami susulan. Tremor, guncang lereng Gunung Anak Krakatau, kalau itu rontok akan terjadi (tsunami lagi),” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati.
Dengan kondisi ketidakpastian tersebut, dia mengimbau masyarakat jangan kembali ke pantai dahulu. Sebab, berdasarkan papan pengukuran (tide gauge), saat ini tremor masih berjalan.
"Jangan kembali sampai ada perkembangan informasi bencana selanjutnya," ujar dia.
Dampak tsunami yang menerjang pantai di Selat Sunda, khususya di daerah Pandenglang, Lampung Selatan dan Serang terus bertambah. Hingga 23/12/2018 pukul 07.00 WIB, data sementara jumlah korban dari bencana tsunami di Selat Sunda tercatat 43 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka dan 2 orang hilang. Kerugian fisik meliputi 430 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, 10 kapal rusak berat dan puluhan rusak.
Jumlah pengungsi masih dalam pendataan. Pandeglang adalah daerah yang paling parah terdampak tsunami.
Di Kabupaten Pandeglang tercatat 33 orang meninggal dunia, 491 orang luka-luka, 400 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, dan 10 kapal rusak berat. Daerah yang terdampak adalah permukiman dan kawasan wisata di sepanjang Pantai seperti Pantai Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, Penimbang dan Carita. Saat kejadian banyak wisatawan berkunjung di pantai sepanjang Pandeglang.
Di Lampung Selatan, 7 orang meninggal dunia, 89 orang luka-luka dan 30 unit rumah rusak berat. Sedangkan di Serang tercatat 3 orang meninggal dunia, 4 orang luka-luka dan 2 orang hilang.
Pendataan masih dilakukan. Kemungkinan data korban dan kerusakan akan bertambah.
Penanganan darurat terus dilalukan. Status tanggap darurat dan struktur organisasi tanggap darurat, pendirian posko, dapur umum dan lainnya masih disiapkan. Alat berat juga dikerahkan untuk membantu evakuasi dan perbaikan darurat.
Masyarakat dihimbau tidak melakukan aktivitas di sekitar pantai saat ini. BMKG dan Badan Geologi masih melakukan kajian untuk memastikan penyebab tsunami dan kemungkinan susulannya.
Video Amatir Band Seventeen Menjadi Korban saat manggung
0 comments