Pelecehan berbuah unjuk rasa karyawan Google di seluruh dunia

Tiga ribuan orang di New York memenuhi taman kota. Di Dublin, lusinan orang turun ke jalan. Sementara di Silicon Valley ribuan karyawan berkumpul di luar kantor dan menyuarakan perlawanan. Suasana yang sama terjadi di sejumlah kota di berbagai belahan dunia. Mulai dari Singapura, Hyderabad, Berlin, Zurich, London, Chicago sampai ke Seattle.


Sekitar pukul 11 pagi waktu setempat, para pegawai Google ini melakukan gelombang pemogokan pada Kamis lalu untuk memprotes penanganan kasus pelecehan seksual oleh raksasa internet tersebut.

Reaksi itu disulut oleh artikel di The New York Times pekan lalu yang mengungkapkan bahwa Google telah membayar jutaan dolar sebagai paket pemecatan terhadap seorang eksekutif laki-laki dari perusahaan tersebut yang terbelit tuduhan pelecehan seksual.

"Saya di sini karena apa yang Anda baca di The New York Times hanyalah contoh kecil dari ribuan kisah yang kita semua miliki," ujar Meredith Whittaker, karyawan Google yang membantu mengatur pemogokan, seperti dikutip The New York Times, Kamis (1/11).

Mogok kerja para karyawan ini menjadi aksi paling mutakhir dalam minggu penuh bergejolak di dalam tubuh Google. Setelah kabar pelecehan seksual terkespos, perusahaan itu mengungkapkan bahwa mereka telah memecat 48 orang dalam dua tahun terakhir karena kasus serupa.

Sundar Pichai, Chief Executive Google dan Larry Page, co-founder Google dan sejumlah pemimpin Alphabet selaku induk dari perusahaan tersebut telah meminta maaf.

Tetapi ketidakpuasan karyawan terlanjur memuncak. Banyak yang mengatakan Google telah memperlakukan pekerja perempuan secara tidak adil selama bertahun-tahun. Selain itu, perusahaan tersebut dikabarkan telah membayar pesangon Andy Rubin, seorang pencipta perangkat lunak mobile Android, sebesar $ 90 juta walaupun ia telah terbukti melakukan pelecehan seksual.

Rentetan ketidakpuasan disikapi karyawan Google di berbagai belahan dunia untuk melakukan aksi pemogokan besar-besaran. Koordinator unjuk rasa membuat daftar tuntutan untuk mengubah cara Google menangani pelecehan seksual. Termasuk untuk tidak lagi penggunaan arbitrase pribadi dalam kasus semacam itu.

Mereka juga menuntut publikasi laporan secara transparan tentang kasus pelecehan seksual. Ditambah pengungkapan lebih lanjut tentang gaji dan kompensasi, perwakilan karyawan di dewan perusahaan, dan kepala petugas keragaman yang dapat berbicara langsung dengan dewan perusahaan.

Sundar Pichai menyebut pimpinan Google memahami kemarahan para karyawannya. Dia bilang Google mendukung aksi yang mereka lakukan dan berjanji untuk berupaya memenuhi tuntutan tersebut.

Namun itu semua sepertinya belum cukup untuk meredakan kemarahan. Alice Lemieux, insinyur perangkat lunak Google terus mendorong sejawatnya untuk terus berjuang.

Area luar kantor pusat Google di Mountain View, California pun masih ramai karena ribuan karyawan masih berkumpul sambil membawa sejumlah spanduk perlawanan. Entah kapan mereka akan mulai kembali bekerja.

BACA SUMBER

0 comments